TEMA BULANAN | : “Penderitaan sebagai bagian dari proses realisasi iman” |
TEMA MINGGUAN | : “Menguasai dengan cara menderita” |
Bahan Alkitab | : Yesaya 52:13-15; Yohanes 18:38b-19:16a |
Alasan Pemilihan Tema
Ada pepatah mengatakan : berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Artinya bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Jika pepatah ini dihubungkan dengan kekuasaan, maka tidak ada kekuasaan yang dimiliki seseorang secara instan. Misalnya untuk mendapatkan kekuasaan orang mengandalkan uang, jabatan, keluarga dan status sosial.
Seharusnya kekuasaan itu dibarengi
dengan perjuangan bahkan penderitaan yang menuntun seseorang mencapai
kemenangan. Sosok hamba Tuhan yang diurapi dan diberi kuasa oleh Tuhan
untuk melayani, ternyata tidaklah sepi dari pergumulan dan penderitaan.
Tetapi itulah realitas yang dijalani-Nya yaitu realitas via dolorosa
sebagai suatu proses yang menuju kemenangan. Dan di dalam kemenangan ada
kekuasaan dan kemuliaan. Dialah Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat
dunia. Jadi menderita adalah cara yang ditempuh-Nya untuk memperoleh
kekuasaan yang dinugerahkan Allah untuk kemenangan-Nya yang memberi
keselamatan bagi seluruh umat manusia. Dasar pemahaman inilah yang
memberi makna pada tema kita yaitu menguasai dengan cara menderita. Jadi
kekuasaan yang dimiliki Yesus sehingga Ia dapat menguasai dunia serta
segala isinya tidak secara instan, tetapi melalui cara menderita,
sengsara dan mati dan kemudian bangkit. Karena itu mederita sebagai
hamba Tuan memberi inspirasi, motivasi serta refleksi agar kita tidak
putus asa dan kecewa menjadi hamba Tuhan tetapi rela menerima realitas
penderitaan untuk menuju kesuksesan dalam pelayanan.
Pembahasan Tematis§ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mencermati Yesaya 52 : 13-15 memberi informasi tentang hamba Tuhan yang menderita. Tentang hamba Tuhan itu sebagaiana dikatakan Yesaya bahwa begitu banyak orang akan tertegun melihat Dia, begitu buruk mukanya, bukan seperti anak manusia lagi. Tetapi Ia akan membuat tercengang banyak bangsa, Raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat Dia. Apa yang tidak diceritakan kepada mereka tentang Hamba itu akan mereka lihat dan apa yang mereka tidak dengar tentang Dia akan mereka pahami. Dengan demikian Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Itulah gambaran Yesaya kepada hamba Tuhan yang menderita itu. Namun penderitaannya bukan tanpa akhir, karena pada gilirannya Tuhan Allah akan menolongnya (Yesaya 50 : 7-9). Jika Allah menolong karena itulah sifat Allah sendiri. Selain penolong, Allah itu Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus, tetapi dalam kemuliaan-Nya Allah solider dengan manusia. Sebab itu Ia juga bersama-sama dengan orang yang remuk atau menderita untuk menghidupkan hati orang yang remuk dan menghidupkan semangat orang yang rendah hati (Yesaya 57 : 15). Solidaritas Allah memberi pertolongan bagi hamba yang menderita ini membuat banyak bangsa “tercengang” dan menjadikan mereka yakin akan Allah.
Mencermati Yesaya 52 : 13-15 memberi informasi tentang hamba Tuhan yang menderita. Tentang hamba Tuhan itu sebagaiana dikatakan Yesaya bahwa begitu banyak orang akan tertegun melihat Dia, begitu buruk mukanya, bukan seperti anak manusia lagi. Tetapi Ia akan membuat tercengang banyak bangsa, Raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat Dia. Apa yang tidak diceritakan kepada mereka tentang Hamba itu akan mereka lihat dan apa yang mereka tidak dengar tentang Dia akan mereka pahami. Dengan demikian Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Itulah gambaran Yesaya kepada hamba Tuhan yang menderita itu. Namun penderitaannya bukan tanpa akhir, karena pada gilirannya Tuhan Allah akan menolongnya (Yesaya 50 : 7-9). Jika Allah menolong karena itulah sifat Allah sendiri. Selain penolong, Allah itu Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus, tetapi dalam kemuliaan-Nya Allah solider dengan manusia. Sebab itu Ia juga bersama-sama dengan orang yang remuk atau menderita untuk menghidupkan hati orang yang remuk dan menghidupkan semangat orang yang rendah hati (Yesaya 57 : 15). Solidaritas Allah memberi pertolongan bagi hamba yang menderita ini membuat banyak bangsa “tercengang” dan menjadikan mereka yakin akan Allah.
Yohanes 18 : 38b-19:16b, memperjelas
siapa sesungguhnya hamba Tuhan yang menderita itu, Dialah Yesus Kristus.
Penginjil Yohanes mengemukakan tentang penderitaan Yesus itu yang
diawali dari penangkapan-Nya sampai kepada kematian-Nya. Dan tentang
kematian-Nya tidak dapat dipisahkan dengan sosok Pilatus Gubernur
Wilayah Yudea. Pilatus meyerah kepada tuntutan orang-orang Yahudi yang
meminta agar Yesus disalibkan dan dihukum mati. Dari catatan firman ini
dapat terlihat reaksi Pilatus ketika orang-orang Yahudi mengeksekusi
Yesus untuk disalibkan.
Ada upaya negosiasi Pilatusdengan
orang-orang Yahudi agar Yesus dibebaskan dari tuntutan mereka karena ia
tidak mendapati Yesus bersalah (ay.39). Pilatus mau membebaskan Yesus
pada perayaan paskah seperti kebiasaan untuk membebasakan orang yang
telah dijatuhi hukuman. Namun pilihan orang-orang Yahudi untuk
dibebaskan ternyata bukan Yesus tetapi Barabas seorang penyamun.
Tuntutan orang-orang Yahudi adalah
supaya Yesus disalibkan maka Pilatus menyuruh orang untuk meyesah
(memukul) Yesus. Prajurit-prajurit memakaikan mahkota duri di
kepala-Nya, memakaikan jubah ungu, mereka memberi salam ejekan
kepada-Nya, mereka menampar muka-Nya.
Usaha terakhir dari Pilatus untuk
membela Yesus dengan mengatakan bahwa Ia tidak mendapati kesalahan
apapun kepada-Nya. Namun imam-imam kepala dan penjaga-penjaga berteriak
salibkan Yesus. Pilatus menyerah dan berkata kepada mereka ambillah Dia
dan salibkan Dia karena menurut hukum Yahudi, bahwa Yesus harus dihukum
mati alasannya karena Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.
Pilatus “so” kuasa mengatakan tidakkah
Engkau mau bicara dengan aku! Tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa
membebaskan Engkau? Namun ungkapan Pilatus “dikonfrontir” Yesus dengan
mengatakan engkau tidak punya kuasa jika kuasa itu tidak diberikan
kepadamu dari atas.
Berkaitan dengan hari persiapan paskah
dan kemudian berkatalah Pilatus kepada orang-orang Yahudi dan mengatakan
inilah rajamu, haruskah aku menyalibkan rajamu? Tetapi mereka menjawab:
kami tidak punya raja selain kaisar. Dan akhirnya Pilatus menyerahkan
Yesus kepada orang-orang Yahudi untuk disalibkan.
Jadi, Pilatus mau mempertahankan “status quo” (KEKUASAAN) dengan
mengorbankan kata hati, kebenaran orang lain dan takut menderita dan
kehilangan kekuasaan. Berbeda dengan Yesus, rela menderita dalam
menunjukkan ketaatan.
§ Makna dan Implikasi Firman
Ternyata penderitaan adalah jalan yang ditempuh oleh hamba Tuhan untuk memperoleh keberhasilan bahkan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Karena itu tidak selamanya penderitaan berarti kegagalan dan ketiadaan harapan sehingga membuat pesimis.
Ternyata penderitaan adalah jalan yang ditempuh oleh hamba Tuhan untuk memperoleh keberhasilan bahkan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Karena itu tidak selamanya penderitaan berarti kegagalan dan ketiadaan harapan sehingga membuat pesimis.
Manusia terkadang tidak memahami rencana
Tuhan. Mungkin saja penderitaan merupakan jalan untuk memperoleh
keberhasilan dan kebahagiaan hidup. Karena itu penderitaan jangan
dimengerti, hanya pada penderitaan itu, tetapi dilihat secara iman
sebagai tanda ketaatan pada Tuhan. Karena itu pemaknaan terhadap
penderitaan harus dicermati secara bijaksana. Adalah benar yang
dikatakan orang bijak bahwa sengsara dapat membawa sukacita.
Berbeda dengan Pilatus seorang pemimpin
yang tidak tegas atau plin-plan dalam memberi keputusan karena lebih
mengakomodir tututan orang-orang Yahudi untuk menyalibkan Yesus padahal
tidak bersalah. Pilatus mencuci tangn dimuka umum terhadap persoalan
yang dihadapi hanya karena mempertahankan jabatan yang diembannya.
Gereja dalam kiprah pelayanannya selalu dengan penderitaan. Karena itu
jangan kecewa menjadi anggota gereja/jemaat Kristen tapi kita harus
bangkit dalam perjuangan kita barsama menegakkan eksistensi Yesus
sebagai Tuhan yang berkuasa dan yang menyelamatkan umat manusia.
Pertanyaan Diskusi1. Bagaimana pemahaan saudara tentang Hamba Tuhan san kekuasaan menurut perikop?
2. Bagaiana kita memandang realitas penderitaan kita dihubngkan dengan penderitaan Yesus?
2. Bagaiana kita memandang realitas penderitaan kita dihubngkan dengan penderitaan Yesus?
Nas Pembimbing: Yakobus 1 : 12
Pokok-pokok DoaPara hamba-hamba Tuhan yang menderita karena pekerjaan pelayanan.Gereja-Gereja
Tuhan baik sebagai pribadi maupun institusi yang menderita dalam
melaksanakan Tritugas Gereja: bersaksi, bersekutu dan melayani.Pemerintah
RI agar dapat menegakkan keadilan dan HAM terutama di bidang keagamaan
sehingga semua bebas menjalankan agamanya di Indonesia tanpa memandang
mayoritas dan minoritas sehingga tidak ada warga Negara yang menjalankan
agama berada dalam tekanan warga lainnya.
Tata Ibadah yang Diusulkan: Hari Minggu Sengsara VI
Nyanyian yang Diusulkan:Pembukaan: NNBT No.1:1-3
Ny. masuk: NNBT No.9:1-3
Sesudah Pengakuan Dosa: KJ No.27:1-2
Sesudah Berita Anugerah: KJ No.36:1-4
Sesudah Ajakan Mengikut Yesus: KJ No.376:1-4
Sesudah Membaca Alkitab: KJ No.53:1-3
Persembahan: NKB No.133:1-3
Penutup: NKB No.129:1-3
Ny. masuk: NNBT No.9:1-3
Sesudah Pengakuan Dosa: KJ No.27:1-2
Sesudah Berita Anugerah: KJ No.36:1-4
Sesudah Ajakan Mengikut Yesus: KJ No.376:1-4
Sesudah Membaca Alkitab: KJ No.53:1-3
Persembahan: NKB No.133:1-3
Penutup: NKB No.129:1-3
Aribut yang Digunakan :Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pembasuhan, salib dan mahkota duri.
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar