Martir
Kisah Para Rasul 7 : 58 – 60
Kata martir tidak lagi asing di telinga
kita. Martir berkaitan erat dengan kata Martus (yunani) yang berarti:
orang yang memberikan kesaksian secara baik dan benar berdasarkan apa
yang dia lihat dan yang ia dengar, bahkan yang ia percayai. Sedangkan
Martir berarti : Orang yang rela mati demi mempertahankan keyakinan
imannya, dalam hal ini keyakinan iman kepada Yesus. Pengikut Yesus yang
pertama-tama menjadi martir adalah Stefanus. Ia mati dalam memperthankan
imannya kepada Yesus. Kematian-nya sangat tragis, yakni mati dengan
cara dirajam, atau dilempari dengan batu.
Ketika ia dilempari dengan
batu, ia justru berdoa, memohon supaya Tuhan Yesus menerima rohnya dan
memohon supaya tidak menanggungkan dosa kepada mereka (orang-orang yang
melemparinya). Kendati Stefanus mati dilempari dengan batu, menjadi
Martir, bukan berarti bahwa
upaya pemberitaan Injil telah usai.
Justru dengan kematiannya, Injil semakin tersebar. Karena itu benarlah
ungkapan : Darah para martir telah menjadi benih-benih pertumbuhan
gereja. Demikian juga dengan ungkapan : Semakin gereja dihambat, justru
semakin merambat.
Sebagai keluarga Kristen, marilah kita
memiliki sikap yang berani membertahankan iman Kristen dengan segala
resikonya, walaupun kita tidak harus bertindak secara ceroboh. Belajar
dari Stefanus, marilah kita mempertahankan iman percaya kepada Yesus,
sampai akhir hidup kita. Amin
Doa: Tolonglah kami ya Tuhan, untuk tetap setia kepada-Mu sampai akhir kehidupan kami. Amin
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar