TEMA BULANAN | : “Penderitaan sebagai bagian dari proses realisasi iman” |
TEMA MINGGUAN | : “Uang darah : Ciuman pengkhianatan” |
Bahan Alkitab | : Lukas 22 : 3-6, 47-53; Amsal 1 : 19 |
Alasan Pemilihan Tema Ungkapan klasik mengatakan bahwa “uang adalah segala-galanya”
dapat diterima walaupun tidak benar secara mendasar dihubungkan dengan
arti hidup. Bahwa benar manusia sangat membutuhkan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mencapai kebahagiaan. Tetapi apakah benar demikian?
Fakta menunjukkan karena uang manusia menyimpang dari nilai-nilai
kemanusiaannya dengan mengorbankan lingkungannya baik manusia maupun
ciptaan Tuhan lainnya. Akibatnya manusia jatuh dalam dosa dan mengalami
penderitaan/malapetaka.
Ciuman antar manusia tak selamanya didorong oleh rasa cinta tetapi ada
juga ciuman sebagai teknik kamuflase diri untuk menjatuhkan seseorang.
Ciuman dan pengkhianatan adalah realita hidup manusia bahwa tak
selamanya berakhir dengan kebahagiaan tetapi penderitaan. Itulah yang
dialami oleh Tuhan Yesus Kristus yang akan diuraikan dalam pembacaan
Alkitab minggu ini.
Pembahasan Tematis§ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yudas (bentuk Yunani dari bahasa Ibrani Yuda artinya Terpujilah Tuhan), yang ditambahkan Iskariot (orang dari Keriot, sebuah kota di Yehuda) salah seorang murid Yesus dengan jabatan sebagai pemegang kas/bendahara (Yohanes 13 : 29) membangun persekongkolan (konspirasi) dengan Imam-Imam kepala dan kepala pengawal/penghulu Bait Suci (bd.Kisah 4 : 1) kepala-kepala darike-24 giliran mingguan dan barangkali juga kepala-kepala harian. Selanjutnya kepala-kepala pengawal Bait Suci (Luk 22 : 4,52) dan bendahara-bendahara; mereka semuanya adalah anggota-anggota Sanhedrin atau Majelis Sidang para tua-tua (Luk 22 : 66). Yudas bersedia untuk menyerahkan Yesus kepada mereka apabila ada kesempatan yang baik. Karena girang dengan bantuan Yudas ini maka pemuka-pemuka Yahudi itu menawarkan sejumlah uang kepada Yudas (ayat 5), tidak disebutkan berapa jumlah uang tetapi dalam Matius 26 : 15 disebutkan tiga puluh uang perak. Yudas tidak menolaknya (ayat 6a). bagi Yudas tidak lama lagi kesempatan itu untuk dapat memberitahukan kepada Majelis Yahudi itu. Saat yang baik sudah tiba, Yesus berada di taman Getsemani (bahasa Aram gat semen, artinya perasan minyak, taman di sebelah timur Yerusalem, seberang lembah Kidron dekat Bukit Zaitun (Matius 26 : 30). Taman Getsemani adalah tempat yang disenangi oleh Yesus dan murid-murid-Nya untuk beristirahat.
Yudas (bentuk Yunani dari bahasa Ibrani Yuda artinya Terpujilah Tuhan), yang ditambahkan Iskariot (orang dari Keriot, sebuah kota di Yehuda) salah seorang murid Yesus dengan jabatan sebagai pemegang kas/bendahara (Yohanes 13 : 29) membangun persekongkolan (konspirasi) dengan Imam-Imam kepala dan kepala pengawal/penghulu Bait Suci (bd.Kisah 4 : 1) kepala-kepala darike-24 giliran mingguan dan barangkali juga kepala-kepala harian. Selanjutnya kepala-kepala pengawal Bait Suci (Luk 22 : 4,52) dan bendahara-bendahara; mereka semuanya adalah anggota-anggota Sanhedrin atau Majelis Sidang para tua-tua (Luk 22 : 66). Yudas bersedia untuk menyerahkan Yesus kepada mereka apabila ada kesempatan yang baik. Karena girang dengan bantuan Yudas ini maka pemuka-pemuka Yahudi itu menawarkan sejumlah uang kepada Yudas (ayat 5), tidak disebutkan berapa jumlah uang tetapi dalam Matius 26 : 15 disebutkan tiga puluh uang perak. Yudas tidak menolaknya (ayat 6a). bagi Yudas tidak lama lagi kesempatan itu untuk dapat memberitahukan kepada Majelis Yahudi itu. Saat yang baik sudah tiba, Yesus berada di taman Getsemani (bahasa Aram gat semen, artinya perasan minyak, taman di sebelah timur Yerusalem, seberang lembah Kidron dekat Bukit Zaitun (Matius 26 : 30). Taman Getsemani adalah tempat yang disenangi oleh Yesus dan murid-murid-Nya untuk beristirahat.
Serombongan
orang (ayat 47) bersenjata (a.l penjaga-penjaga Bait Allah dan juga
sepasukan prajurit Romawi (bd. Yohanes 18 : 3) menyerang Yesus dan
murid-murid-Nya. Menurut ayat 52, pemimpin-pemimpin terkemuka dari
orang-orang Yahudi hadir juga pada waktu itu. Yudas berjalan di depan
sebagai penunjuk jalan dan mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Di
kalangan orang Yahudi, seorang rabi dihormati dengan cara , memeluk
leharnya dan mencium dahinya. Dalam ayat 47-48, Yesus mencegahnya dan
maumemperlihatkan bahwa Ia tahu apa yang bakal terjadi dan bersedia
untuk menerimanya. Para murid tercengang melihat keadaan itu dan seorang
bertanya “Tuhan (Kyrios) mestikah kami menyerangnya dengan pedang?”
(ayat 49). Seorang dari murid Yesus (Petrus, menurut Yohanes 8:10) tanpa
menuggu jawaban Yesus langsung memarang telinga hamba Imam Besar (ayat
50). Perkataan Yesus (ayat 51) “sudahlah” atau “Biarlah terjadi apa yang
harus terjadi”. Yesus menyerahkan diri-Nya secara sadar dan sukarela ke
dalam tangan para musuh-Nya.
Penyembuhan Yesus tehadap telinga hamba Imam Besar (ayat 51) memperlihatkan bahwa Yesus benar-benar Messias
(bd Luk. 4 : 40-41) dan Ia benar-benar berkuasa walaupun Ia tidak
menyerang mereka dengan pedang (ayat 49). Seorang dari murid Yesus
(Petrus, menurut Yohanes 8:10) tanpa menuggu jawaban Yesus langsung
memarang telinga hamba Imam Besar (ayat 50). Perkataan Yesus (ayat 51)
“sudahlah” atau “Biarlah terjadi apa yang harus terjadi”. Yesus
menyerahkan diri-Nya secara sadar dan sukarela ke dalam tangan para
musuh-Nya.
Penyembuhan Yesus tehadap telinga hamba Imam Besar (ayat 51) memperlihatkan bahwa Yesus benar-benar Messias
(bd Luk. 4 : 40-41) dan Ia benar-benar berkuasa walaupun Ia tidak
mempergunakan kekuasaan itu untuk kepentingan-Nya sendiri (bd. Luk 4 :
3-4) tetapi terutama kasih kepada musuh harus benar-benar diterapkan (Luk. 6 : 27). “Inilah saat kamu…” (ayat
53b) artinya saat yang cocok untuk pekerjaan gelap sebagaimana rencana
imam-imam kepala dan kepala pengawal Bait Allah untuk bertindak. Tetapi
menurut pasal 22:22 disebutkan maksud Allah; “Celakalah pengkhianat itu”
dan sebenarnya kuasa kegelapan (kuasa-kuasa jahat) yang menguasai,
mendorong dan memimpin mereka. Akan tetapi ketika Yesus bergumul di
taman Getsemani Ia telah mendapat kemenangan dalam ketaatan dan
kepercayaan kepada Allah. Ia menempuh jalan menuju kepada penderitaan dan kematian dan dengan demikian menyerahkan hidup-Nya ke dalam tangan Allah.
Amsal 1
: 19: Kebaikan akan menAmsal 1 : 19: Kebaikan akan mendatangkan
keuntungan, tetapi kejahatan akan menghasilkan malapetaka. Tingkah laku
yang didasarkan pada kerakusn (loba,tamak) terhadap keutungan akan
mendatangkan kematian bagi diri sendiri.
§ Makna dan Implikasi Firman
Manusia membutuhkan uang untuk dapat membiayai hidupnya. Zaman yang
berkembang ini menawarkan banyak pesona yang merangsang manusia untuk
memilikinya. Karena itu memang hidup di zaman ini sangat membutuhkan
uang untuk dapat bertahan hidup (survive). Manusia berjerih dan berjuang
malahan telah melampaui batas waktu kerja (workaholic) dan kemampuannya
demi mendapatkan uang. Kebutuhan akan harta (barang/materi),
tahta/jabatan (kekuasaan) dan kebutuhan biologis, semuanya ini
membutuhkan uang. Oleh sebab itu orang seringkali menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya sekalipun harus
mengorbankan orang lain. Banyak orang sukses dari segi ekonomi karena ia
bekerja dengan rajin dan jujur, menerima gaji sesuai dengan hasil
kerjanya. Banyak juga yang gagal karena ingin mendapatkan uang yang
banyak rela berjudi, menjual keyakinan bahkan mempertaruhkan citra dan
mengkhianati teman/sahabat termasuk keyakinan (komitmen spiritual).
Di minggu sengsara ini kita diingatkan
untuk menghindari pola pikir yang terlalu mengandalkan uang dan
menjadikan uang segala-galanya. Selain itu kita diingatkan untuk menolak
sikap hidup yang mancari keuntungan diri dan mengorbankan orang lain.
Tuhan Yesus rela berkorban bukan demi
uang dan popularitas tetapi kerelaan-Nya berkorban sebagai tanda
ketaatan-Nya kepada Allah Bapa dan inilah sikap demokrasi Yesus yang
tidak mencari kesenangan pribadi melainkan untuk keselamatan manusia dan
dunia (bd.Yoh.3:16).
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar