TEMA BULANAN:
"Kuasa Kebangkitan Kristus Memberi Kemenangan"
"Kuasa Kebangkitan Kristus Memberi Kemenangan"
TEMA MINGGUAN:
"Mengalahkan diskriminasi dengan sikap mengasihi sesama"
"Mengalahkan diskriminasi dengan sikap mengasihi sesama"
Bahan Alkitab:
Yunus 4:1-11; Efesus 2:11-22
Yunus 4:1-11; Efesus 2:11-22
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kesediaan mengakui kepelbagaian dan perbedaan terasa sangat indah dan menyenangkan. Suasana ini semestinya menjadi bagian hidup manusia karena manusia ciptaan Tuhan yang diberi hak yang sama untuk tinggal di bumi dengan membawa damai sejahtera bagi banyak orang.
Tetapi pada
kenyataannya terjadi tindakan-tindakan diskriminasi yang dilakukan baik
oleh perorangan ataupun kelompok yang menganggap lebih benar dengan
mengatas-namakan agama, suku dan gereja. Itulah sebabnya tema:
"Mengalahkan diskriminasi dengan sikap mengasihi sesama" diangkat
menjadi perenungan di minggu ini. Dengan mengangkat tema ini jemaat
diberi pemahaman dasar bahwa melakukan diskriminasi bukan sesuatu yang
dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan menginginkan supaya jemaat selalu hidup
dalam damai sejahtera yang mendatangkan sukacita serta menerangi umat
untuk memahami seluruh kehendak firmanNya. Kesediaan mengakui dan
menerima kepelbagaian merupakan suatu hal yang penting karena kita semua
satu keluarga besar di dalam Tuhan.Kesediaan mengakui kepelbagaian dan perbedaan terasa sangat indah dan menyenangkan. Suasana ini semestinya menjadi bagian hidup manusia karena manusia ciptaan Tuhan yang diberi hak yang sama untuk tinggal di bumi dengan membawa damai sejahtera bagi banyak orang.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Yunus adalah anak Amitai yang bernubuat di zaman pemerintahan raja Yerobeam II tahun 783-743 SM di Israel Utara (II Raja-raja 14-25). Yunus diutus untuk memperingatkan Niniwe atas kejahatannya yang besar. Yunus awalnya menolak misi yang ditugaskan kepadanya karena ia menginginkan kota Niniwe tetap dihukum dan dijungkir-balikan oleh Tuhan tanpa ada pengampunan.
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Yunus adalah anak Amitai yang bernubuat di zaman pemerintahan raja Yerobeam II tahun 783-743 SM di Israel Utara (II Raja-raja 14-25). Yunus diutus untuk memperingatkan Niniwe atas kejahatannya yang besar. Yunus awalnya menolak misi yang ditugaskan kepadanya karena ia menginginkan kota Niniwe tetap dihukum dan dijungkir-balikan oleh Tuhan tanpa ada pengampunan.
Yunus pasal 4:1-11 memberi gambaran
tentang sifat Allah yang Maha pengasih, penyayang dan lebih suka
mengampuni serta menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum atau
menghancurkan biarpun bangsa itu musuh umat-Nya sendiri. Kemarahan Yunus
kepada Allah karena meluputkan kota Niniwe merupakan sikap
diskriminatif Yunus yang tidak ingin Niniwe diselamatkan. Sikap Yunus
ini bertentangan (kontras) dengan sifat Allah, karena itu Allah
menggunakan pohon jarak, seekor ulat dan angin timur untuk menginsafkan
Yunus bahwa kasih dan rahmat Allah yang menyelamatkan jauh lebih penting
bagi Israel dan penduduk kota Niniwe. Artinya keselamatan Tuhan
bersifat universal. Amanat kitab Yunus ialah Allah berkuasa mutlak atas
manusia ciptaan-Nya.
Surat Efesus pasal 2:11-22 pada
intinya menjelaskan bahwa umat manusia dipersatukan oleh darah Kristus
baik yang bersunat (=dekat), yaitu orang Yahudi maupun yang tidak
bersunat (=jauh), yaitu bukan Yahudi. Paulus menjelaskan bahwa dulu ada
jurang pemisah antara umat pilihan Tuhan dan yang bukan pilihan Tuhan.
Harus dipahami bahwa orang percaya kepada Yesus Kristus berawal dari
orang Yahudi namun seiring dengan perjalanan waktu maka mereka percaya
juga kepada Yesus. Yesus yang bangkit telah meruntuhkan tembok pemisah
yang dikungkung oleh kegelapan dan perseteruan menjadi damai sejahtera
yang menyenangkan. Paulus mengatakan: Demikianlah kamu bukan lagi orang
asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah yang dibangun atas dasar para rasul dan
para nabi dengan Kristus sebagai batu penjuru (Ayat 19-20). Ini bentuk
firman yang mempersatukan yaitu dengan menyebut keluarga Allah yang
mengikat kita dalam keesaan gereja Kristen, maka Paulus mengirim surat
ini dengan maksud supaya mereka bertobat dan percaya akan kasih karunia
Allah di dalam Yesus telah datang untuk meniadakan diskriminasi dengan
mengasihi semua orang. Dengan demikian hubungan kitab Yunus 4:1-10 dan
Efesus 2:11-22 yaitu menggambarkan bagaimana rahmat Allah Bapa di dalam
Yesus Kristus dan Roh Kudus yang bersedia mengampuni, mengasihi dan
membebaskan umat pilihan-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Tuhan Tidak menginginkan kehancuran Kota Niniwe seperti yang diinginkan oleh Nabi Yunus tetapi Tuhan yang lebih suka mengasihi dan mengampuni mereka yang ingin berbalik dari keberdosaan. Yunus hanya memikirkan kepentingannya sendiri padahal kasih dan rahmatNya tidak terbatas kepada siapa saja yang mau datang menyembah Dia. Tuhan yang adalah pengasih dan penyayang kepada semua orang yang takut akan Dia.
Tuhan Tidak menginginkan kehancuran Kota Niniwe seperti yang diinginkan oleh Nabi Yunus tetapi Tuhan yang lebih suka mengasihi dan mengampuni mereka yang ingin berbalik dari keberdosaan. Yunus hanya memikirkan kepentingannya sendiri padahal kasih dan rahmatNya tidak terbatas kepada siapa saja yang mau datang menyembah Dia. Tuhan yang adalah pengasih dan penyayang kepada semua orang yang takut akan Dia.
Dalam kehidupan berjemaat dan
bermasyarakat yang beraneka ragam, Allah tidak menghendaki adanya
tindakan atau sikap diskriminasi. Namun dalam prakteknya masih sering
terjadi diskriminatif di segala bidang baik agama, gereja, politik
maupun ekonomi.
Tuhan menghendaki semua orang untuk
saling menghargai, menghormati dan mengasihi dalam terang Firman-Nya
walaupun ada keanekaragaman dalam hidup manusia. Falsafah negara kita Bhineka Tunggal Ika juga menyentuh aspek-aspek seperti yang dimaksudkan di atas.
Kristus yang telah mendamaikan manusia supaya setiap orang yang
percaya kepada tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal
(Yoh.3:16). Dengan demikian kita boleh masuk kedalam kemuliaan Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Orang yang belum memiliki hidup dalam
kedekatan dengan Allah, ia pasti jauh dari kemurahan Allah sebab dosa
masih dilakukannya. Tapi ketika ia hidup dalam pertobatan maka Tuhan
Allah memelihara dan menolongnya.
Menerima keragaman merupakan dasar yang baik untuk membentuk satu
kesatuan jemaat, tentang dengan tidak membanding-bandingkan satu dengan
yang lain karena kita satu keluarga yang besar di dalam Yesus Kristus.
Gereja yang adalah juga tubuh Kristus mempunyai tugas untuk bersaksi,
bersekutu dan melayani akan semakin bertumbuh dan berkembang jika
seluruh umat Kristen tidak mempersoalkan perbedaan yang ada.
Dari zaman ke zaman gereja diperhadapkan dengan adanya kecenderungan
diskriminasi dalam realitas sosial budaya, warna kulit, jenis kelamin,
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehana religius, politik yang tidak
sehat, penyalahgunaan kekuasaan, ketimpangan sosial. Dalam kondisi
seperti ini maka gereja yang sejati adalah gereja yang meletakan Kristus
sebagai batu penjuru, penopang, pengasih dan penyayang, pengampun dan
yang penuh belas kasihan yang dapat menghapuskan segala bentuk
diskriminasi mulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat sehingga nama
Tuhan Yesus dimuliakan.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Jelaskan bentuk-bentuk diskriminasi yang ada dalam perikop pembacaan kita?
2. Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi di lingkungan gereja, agama, politik dan ekonomi?
1. Jelaskan bentuk-bentuk diskriminasi yang ada dalam perikop pembacaan kita?
2. Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi di lingkungan gereja, agama, politik dan ekonomi?
NAS PEMBIMBING: Kolose 3:14-15
POKOK-POKOK DOA
- Mengembangkan sikap saling mengasihi
- Bagi mereka yang menjadi korban diskriminasi
- Upaya penegakan keadilan di Indonesia
- Mengembangkan sikap saling mengasihi
- Bagi mereka yang menjadi korban diskriminasi
- Upaya penegakan keadilan di Indonesia
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian persiapan: KJ No.4:1,6
Nyanyian sambutan: KJ No.188Pengakuan dosa NKB No.19Berita Anugerah Allah: Yesus yang termanis buat jiwaku.Ses. Pemb. Alkitab: Bagi Tuhan tak ada yang mustahil.Persembahan: NKB No.197Penutup: NKB No.188
Nyanyian persiapan: KJ No.4:1,6
Nyanyian sambutan: KJ No.188Pengakuan dosa NKB No.19Berita Anugerah Allah: Yesus yang termanis buat jiwaku.Ses. Pemb. Alkitab: Bagi Tuhan tak ada yang mustahil.Persembahan: NKB No.197Penutup: NKB No.188
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar putih dengan simbol berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar.
Warna dasar putih dengan simbol berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar.
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar