Sabtu, 25 Mei 2013

Renungan Harian Keluarga (RHK) Sabtu, 25 Mei 2013

Mengubah Cemohan Menjadi Pujian ?
Kisah Para Rasul 2 : 12,13

Setiap manusia ingin mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain. Sayangnya yang sering kita dapatkan bukanlah penghargaan atas pencapaian yang kita jalani dalam hidup ini melainkan celaan dan cemoohan. Peristiwa kepenuhan Roh Kudus yang dialami oleh orang percaya membawa kekaguman tetapi sekaligus menjadi bahan ejekan atau cemohan.

Bagaimana mengubah cemoohan menjadi pujian, harus dimulai dengan mengevakuasi kehidupan kita sendiri, jangan-jangan apa yang kita lakukan hanya menimbulkan kebingunan. Kita pun harus menganalisis dengan cermat situasi di sekitar kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang konstruktif (membangun) dan bukannya pertanyaan yang destruktif (menghancurkan). Kenal betul diri kita dan konteks di mana kita berada akan melahirkan tindak kreatif dan inovatif, apa  yang dapat kita lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Kerena itu mengubah cemoohan menjadi pujian adalah tugas kita bersama. Kita harus membuka ruang untuk mengerti dan memahami orang lain dari keberdaan orang itu sendiri dan bukannya dari cara pandang kita. Selanjutnya adalah kita harus berupaya melakukan segala sesuatu yang baik sehingga kita pantas diterima dan dihargai. Namun bukan dengan tujuan untuk mencari pujian bagi diri kita sendiri (makang puji) tapi untuk memuliakan Tuhan melalui kehidupan kita.

Keluarga adalah tempat yang pertama seseorang menemukan siapa dirinya, karena itu setiap anggota perlu mendapatkan penghargaan sebagaimana adanya dari anggota keluarga lainnya. Menyindir, mengolok dan mengejek hanya akan memberburuk suasana, karena itu kita perlu membudayakan ucapan yang santun.

Persoalan yang sering dihadapi dalam keluarga adalah cara pandang yang berbeda dalam menghadapi persoalan. Lebih mudah kita mencari siapa yang salah daripada mencari tahu apa maksud peristiwa ini. Sehingga persoalan tidak terselesaikan dan bertambah lagi persoalan yang baru. Kalau begitu penting sekali, keluarga kita memiliki waktu berkomunikasi bersama. Membicarakan cara pandang kehendak dan keinginan pribadi. Serta berusaha menutup ruang untuk saling menyindir dan menyalahkan. Menyalahkan seorang dengan mencari kambing hitam suatu persoalan hanya akan menjadi penghambat keberhasilan dan kemajuan hidup. Kita tidak akan maju jika membiarkan diri berada dalam lingkaran persoalan. Orang yang ingin maju adalah orang yang itdak membiarkan persoalan menguasainya melainkan berusaha mengausai persoalan. Mulailah komunikasi bersama dengan doa dan bicarakanlah dengan arif dan bijaksana setiap persoalan. Cara ini akan mengubah cemoohan menjadi pujian. Amin

Doa : Ya Tuhan buatlah kami mengerti bahwa cemoohan dan ejekan bukanlah kalimat yang pantas digunakan oleh orang beriman. Karena itu ajarilah kami menghargai orang lain dengan memberikan pujian dan penghargaan yang tepat, dalam nama Yesus kami berdoa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar