Rabu, 01 Mei 2013

SEBUAH PERENUNGAN


Ketika orang memuji apa yang kumiliki, aku berkata pada mereka bahwa semua ini hanyalah titipan Tuhan saja..
• Mobilku adalah titipan-Nya.
• Rumahku adalah titipan-Nya.
• Hartaku adalah titipan-Nya.
• Putera-puteriku adalah titipan-Nya.

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya..
• Mengapa Dia ‎​‎menitipkan padaku?
• Untuk apa Dia menitipkan semua itu padaku?
• Kalau semuanya bukan milikku, apa yang seharusnya kulakukan untuk milik-Nya ini?

• Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta-Nya kembali, kusebut itu sebagai..
• Musibah.
• Ujian.
• Petaka.
• Apa saja untuk melukiskan bahwa semuanya itu adalah “Derita”.
Seolah-olah semuanya adalah hukuman bagiku..
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang sesuai dengan hawa nafsu dan kedaginganku, aku ingin lebih banyak..
• Mobil.
• Rumah.
• Harta.
• Popularitas.
Seolah-olah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan sesuai dengan kehendakku..
• Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku dan berkat Tuhan seharusnya selalu menghampiriku.
• Betapa egoisnya aku! Kuperlakukan Tuhan seolah-olah mitra dagang dan bukan kekasihku.
• Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku. Padahal setiap hari kuucapkan “Hidup dan matiku hanyalah untuk-Mu ya TUHAN..”
Ajari aku ya Tuhan agar menjadi seorang yang bijaksana, selalu bersyukur dalam segala hal, dan hidup berpegang pada janji serta melakukan segenap firman-Mu.” Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar