Amsal 3 : 29 – 30
Tayangan-tayangan di stasiun TV swasta
nasional dan manca Negara saat ini begitu marak dengan film-film dengan
isi yang “vulgar”. Vulgaritas ( yakni terorisme, perang, perzinahan,
penipuan, ketidaksetiaan, korupsi, dll). 1 x 24 jam, hal itu bisa
ditonton oleh jutaan pemirsa.
Ada tayangan-tayangan yang begitu seksama
mengajarkan tentang cara membobol bank, meracuni musuh, mengkhianati
pasangan dan masih banyak lagi. Keseriusan para sutradara dan
aktor/aktris dalam memerankan peran mereka seolah-olah mengaburkan
realitas (kenyataan) dengan imajinasi di benak permisa. Oleh sebab itu, pengaruh
psikilogis yang muncul dalam diri setiap pemirsa termasuk
keluarga-keluarga di dorong oleh keinginan untuk mengimitasi (meniru)
peran para tokoh film.
Fenomena (gejala) ini terpampang jelas
di hadapan setiap orang sekarang. Berhadapan dengan gejala ini maka
Gereja hadir dan menyatakan perannya dalam menangkal rayuan-rayuan dari
iblis yang dibisikan ke dalam pikiran-pikiran anggota Gereja. Gereja
hadir sebagai “Imitasi Kristus” untuk melakukan kebaikan kepada sesama
orang. Apabila Gereja menampilkan wajahnya dalam kasih-mesra terhadap
semua orang maka tiga hal tercapai: (1) Gereja menampilkan dirinya
sebagai pengagas kebaikan; (2) Gereja akan membatalkan niat-niat jahat
atau terselubung dari pihak luar; (3) Gereja akan menjadi teladan dalam
memerangi kejahatan dengan kabaikan. Amin
Doa : Ya Tuhan,
mempukan kami untuk tidak muda terpengaruh dengan berbagai hal yang
buruk, dan dapat berperan menjadi pelaku-pelaku kebaikan mulai dari
keluarga. Amin
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar